Damayanti

Guru menjadi luar biasa ketika berhasil mempublikasikan tulisannya. Goresan tinta emas yang terukir sebagai bukti guru tidak pernah berhenti berkarya....

Selengkapnya
Navigasi Web

Belajar dari Anak-Anak

Di saat bangsa ini sedang bahu-membahu menangani penyebaran covid-19, seorang ayah dengan tega membakar anaknya sendiri. Masalahnya sangat sepele. Sang anak menolak permintaan ibunya supaya tidak main ke luar rumah karena pandemi corona. Dengan santai sang anak menjawab “biar”.

Jawaban sang anak ternyata menyulut kemarahan sang ayah. Serta merta sang ayah mengambil bensin dari tangki motornya, kemudian menyiram ke tubuh anaknya dan menyulutkan api. Kontan api langsung menyambar tubuh sang anak. Sang ayah sangat terkejut melihat anaknya terbakar. Spontan ia mengambil air, tetapi airnya tumpah karena terburu-buru. Tanpa pikir panjang sang ayah lalu mendekap anaknya dengan harapan api akan segera padam. Ternyata perkiraannya meleset. Api justru turut membakar tubuhnya.

Bercermin dari peristiwa di atas, terbayang dalam benak kita seperti apa kalimat yang diucapkan oleh orang tua terhadap anaknya sehingga anak menjawab dengan santai tanpa rasa peduli. Jawaban anak sebenarnya bisa mencerminkan pola asuh orang tua.

Anak ketika lahir pada dasarnya seperti kertas putih yang bersih. Orang tuanyalah yang berperan besar dalam tumbuh kembangnya. Pola asuh orang tua hasilnya akan terlihat pada sikap, perilaku dan bahasa anak. Anak adalah pencontoh yang sangat baik. Ia akan mencontoh bahkan menirukan apa saja yang dilakukan oleh orang tuanya. Pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Pada dasarnya anak adalah pribadi yang polos. Kepolosannya tersebut membuat anak mudah meniru terutama meniru orang tuanya. Tidak mengherankan jika anak menjadi pemarah jika ia sering melihat orang tuanya marah-marah. Sebaliknya anak akan senantiasa berbicara dengan lembut jika orang tua membiasakan berbicara lembut dengan anaknya. Perhatian dan penghargaan anak kepada orang tua juga akan terbentuk apabila orang tua senantiasa memperhatikan dan menghargai prestasi dan itikad baik anak sejak kecil.

Belajar dari peristiwa di atas, tentunya sudah saatnya setiap orang tua untuk senantiasa belajar memahami kepribadian anak-anak. Anak bukanlah orang dewasa kecil. Anak-anak memilki dunia yang tidak sama dengan orang tua. Dunia anak adalah dunia bermain sehingga tidaklah mudah menahan anak untuk tetap berada di dalam rumah terutama di masa pandemi ini. Mereka belum dapat memahami sesuatu berbahaya atau tidak. Apalagi yang berhubungan dengan dirinya.

Anak sebagai peniru yang sangat baik, tentunya juga akan mudah menerima semua kebaikan yang dilakukan oleh orang tuanya. Bahasa yang baik dan lembut lebih mudah diterima anak. Ada baiknya jika orang tua dalam menyampaikan sesuatu pesan atau lainnya dengan mengikuti dunia anak secara sederhana dengan bahasa yang lemah lembut. Dengan demikian, akan tercipta hubungan yang baik antara orang tua dan anak-anaknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post